Sunday 15 November 2009

Meski Rupiah Perkasa, Pembiayaan Elektronik Masih Melempem


JAKARTA. Nilai tukar dolar terhadap rupiah yang melemah sepanjang Oktober, tampaknya, tidak mendorong minat konsumen memborong produk elektronik. Ini bisa disimpulkan dari pertumbuhan pembiayaan produk elektronik yang masih mungil.

Kenaikan pembiayaan elektronik, komputer, dan furnitur di Adira Quantum pada bulan Oktober lalu hanya berkisar antara 5%-10%. Begitu pula kenaikan pembiayaan elektronik di FIF Spektra.

"Pembiayaan selama bulan Oktober mencapai Rp 86 miliar," kata Rita Sukmawati, Kepala Marketing FIF Spektra. Ini artinya, pembiayaan elektronik di FIF Spektra hanya tumbuh 5% dari bulan sebelumnya, yang sebesar Rp 82 miliar.

Direktur Penjualan dan Distribusi Adira Quantum Ruslim Muldjadi menuturkan, penyebab kenaikan pembiayaan sepanjang bulan Oktober lalu merupakan perpaduan antaran jumlah hari kerja yang lebih banyak dengan penguatan kurs rupiah. "Namun, pengaruh penguatan rupiah terhadap bisnis pembiayaan produk elektronik ini relatif kecil," ujarnya.

Penjelasan tak jauh berbeda disampaikan Rita. "Jumlah hari kerja yang lebih banyak ini yang menyebabkan pembiayaan elektronik meningkat dibanding September," katanya. Maklum, pada bulan September lalu, hari-hari kerja terpotong oleh libur.

Tren pelemahan dolar tidak banyak mempengaruhi penjualan karena harga produk elektronik tidak turun.

Meski demikian, pembiayaan untuk pembelian komputer di Adira Quantum terbilang lumayan. "Pembiayaan komputer kami naik berkisar 20%-30% di bulan Oktober," ujar Ruslim. Nilai transaksi untuk pembiayaan komputer mencapai Rp 50 miliar.

Menurut Rusli, pembiayaan komputer terbilang unik. Pasalnya, seringkali pedagang menahan untuk tidak melepas barang ketika kurs dolar melemah. Padahal, jika nilai tukar dolar tinggi, konsumen cenderung untuk tidak membeli kebutuhan komputer. "Kestabilan kurs sangat penting dalam pasar komputer," ujarnya.

Jika kredit komputer meningkat, berbeda halnya dengan pembiayaan untuk produk furnitur. Kredit untuk pembelian barang-barang perkakas rumah tangga ini justru merosot hingga 20%.

Tak seperti Adira Quantum yang mencatat pertumbuhan pembiayaan komputer, FIF Spektra belum mencatat pertumbuhan tinggi untuk pembiayaan komputer. Rita bilang, selama ini, perusahaannya memang belum terlalu agresif pada jenis pembiayaan itu.

"Pembiayaan komputer hanya mengambil porsi beberapa persen saja. Selain itu, nasabah yang kami bidik untuk pembiayaan ini sangat segmented, yakni khusus karyawan," ujarnya. Adapun sebagian besar kredit FIF Spektra tersalur untuk berbagai produk home appliance.

No comments:

Post a Comment

Sobat punya komentar? Monggo di poskan sob...Saya sangat mengharapkan dan menghargai komentar Anda